Review Novel Tere Liye, Selamat Tinggal

 Hai-hai ketemu lagi kita setelah lama enggak ada blog baru. Okay hari ini aku mau me-review buku novel Tere Liye lagi yang berjudul "Selamat Tinggal". Woaahhh ... tentang apa ya? Yuk langsung aja kita kemon!


***

Kita tidak sempurna. Kita mungkin punya keburukan, melakukan kesalahan, bahkan berbuat jahat, menyakiti orang lain. Tapi beruntunglah yang mau berubah. Berjanji tidak melakukannya lagi, memperbaiki, dan menebus kesalahan tersebut.

Mari tutup masa lalu yang kelam, mari membuka halaman yang baru. Jangan ragu-ragu. Jangan cemas. Tinggalkanlah kebodohan dan ketidakpedulian. "Selamat Tinggal" suka berbohong, "Selamat Tinggal" kecurangan, "Selamat Tinggal" sifat-sifat buruk lainnya.

Karena sejatinya, kita tahu persis apakah kita memang benar- benar bahagia, baik, dan jujur. Sungguh "Selamat Tinggal" kepalsuan hidup.

Selamat membaca novel ini. Dan jika kamu telah tiba di halaman terakhirnya, merasa novel ini menginspirasimu, maka kabarkan kepada teman, kerabat, keluarga lainnya. Semoga inspirasinya menyebar luas.

***


Judul: Selamat Tinggal

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Cover oleh: (Saya Tidak Tahu)

Jumlah Halaman: 360 hlm

Ukuran: 20 cm







***

Bercerita tentang kehidupan seorang 'mahasiswa abadi' alias mahasiswa tujuh tahun gak lulus-lulus. Namanya Sintong Tinggal. Dia bekerja di sebuah toko buku milik pamannya yang bernama "Toko Buku Berkah". Berkah apanya? Semua buku itu bajakan. 

Sintong tahu itu salah, tapi demi kuliahnya yang dibantu oleh pamannya yang menyuruhnya bekerja sebagai pengganti uang kuliah, ia menurut. Di sela-sela kuliah dia menjaga toko buku itu. Sintong mulai menulis skripsi ketika Pak Dekan ajak bicara.

Sintong menemukan buku legend karya Sutan Pane, seorang penulis yang tiba-tiba hilang. Sintong memutuskan untuk mencari tahu tentang Sutan Pane. Skripsinya juga tentang Sutan Pane. Dia menemui banyak orang untuk bertanya. Sayangnya, selalu buntu. Tidak ada yang tahu ke mana perginya Sutan Pane.

Dulu dia sangat jago menulis. Mahasiswa Fakultas Sastra ini tiba-tiba otaknya macet yang membuatnya tidak bisa menulis skripsi. Sintong sadar ini ada hubungannya dengan urusan patah hatinya dahulu.

Saat ia akan merantau, seorang teman perempuannya bernama Mawar Terang Bintang, memberikan kue perpisahan untuknya. Sejak itu mereka sering berkirim surat. Tapi, akhir-akhirnya, saat Sintong pulang, Mawar asyik bercengkrama dengan seorang letnan yang punya bintang di bahu. Namanya Binsar. Calon suami Mawar. Patah hatilah Sintong. Sejak itu dia malas-malasan dan tidak mampu melanjutkan kuliahnya.

Tapi, pertemuannya dengan Jess dan Bunga, dua orang mahasiswa di kampus yang sama seperti Sintong, membuatnya berubah. Jess yang ramah membuat Sintong jatuh hati. Sedangkan Bunga yang jutek dan menyelidik bahwa Sintong berhidung belang. Sintong dan Jess jadi dekat.

Suatu hari, Ucok mengirim kabar bahwa Mawar di penjara. Sintong menjenguknya di penjara. Mawar menangis dan bercerita mengapa dia bisa dijebloskan ke penjara. Ternyata karena dia ikut Binsar memproduksi obat-obat palsu.

Sintong sadar. Dia harus mengundurkan diri dari Toko Buku Berkah. Walaupun itu membuatnya tidak dibayarkan lagi uang kuliahnya. Bibinya amat marah. Inang--panggilan Ibu--menelepon Sintong, marah-marah karena telah mengundurkan diri. Sintong kasih alasan kalau dia mau ke Belanda. Sintong memang dapat tawaran beasiswa yang diberikan lewat Pak Dekan.

Sejak itu, hubungannya dengan Jess merennggang. Jess menyadari bahwa Sintong menjauhinya. Dichat gak dibalas, ditelepon gak diangkat. Jess ke kos Sintong dan bertanya. Jess mengaku bahwa di rumahnya, enggak jauh beda dengan Sintong yang menjual buku bajakan. Mama dan Papa Jess yang punya toko besar isinya barang palsu semua. 

Tas, baju, jam tangan, semua palsu. Bahkan, semua foto-foto di IG Mama Jess palsu. Memang mereka terlihat tersenyum gembira, tetapi semua palsu. Papa Jess selingkuh. Mama Jess tidak bisa mengambil keputusan, jadi dia bermuka dua. Sedangkan Jess? Cantik, kaya, tapi di rumahnya bagai neraka.

Akhirnya Jess nanya kenapa Sintong menjauh. Apakah Sintong suka gadis lain? Karena Sintong menjenguk Mawar di penjara setiap minggu, akhirnya Sintong mengangguk. Hati Sintong selalu untuk Mawar Terang Bintang. Jess pun kabur dan tidak pernah lagi tampak batang hidungnya.

Suatu saat, Sintong harus menjadi tamu spesial di Gelora Mahasiswa. Mereka mendaki Gunung Gede. Saat itulah, rahasia terbuka lagi. 

Sintong mengajak Bunga menyapa seorang penjual makanan di lereng gunung. Sintong tahu Bunga suka baca buku silat kara seorang penulis. Ternyata, anak kecil penjual makanan itu adalah cucu sang penulis buku silat favorit Bunga. Sintong bilang, buku sang penulis itu memang laku keras, tapi kebanyakan buku bajakan. Sehingga lihatlah, cucu sang penulis mahsyur itu saja hidupnya susah. 

Bunga tiba-tiba menangis dan lari menjauh dari alun-alun. Sintong mengejar. Dia tahu apa yang terjadi. Kenapa Pamannya bisa pernah lihat Bunga. Bunga adalah anak bos pamannya. Ayah Bunga yang menerbitkan buku-buku bajakan. Makanya Bunga kesal saat tahu Sintong penjaga buku bajakan yang isinya kebanyakan dari penerbit papanya.

Setelah itu, Sintong menemukan mengapa Sutan Pane menghilang. Dia juga berhasil mengajarkan semua barang palsu harus dimusnahkan. Tidak ada yang boleh memakai barang palsu karena itu sama saja hasil curian. Akhirnya, Sintong memutuskan menerima beasiswa ke Belanda.

Bagaimana nasib perasaan Sintong ke Mawar? Apa yang membuat Sutan Pane menghilang? Kemana perginya Jess? Apakah ayah Bunga akan berhenti menerbitkan buku, dan paman Sintong berhenti menjual buku bajakan? Ayo baca ceritanya. 








Komentar