Review Novel "Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin" Tere Liye

Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.

Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.

Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas. Maafkan aku, Ibu. Perasaan kagum, terpesona, atau entahlah itu muncul tak tertahankan bahkan sejak rambutku masih dikepang dua.

Sekarang, ketika aku tahu dia boleh jadi tidak pernah menganggapku lebih dari seorang adik yang tidak tahu diri, biarlah... Biarlah aku luruh ke bumi seperti sehelai daun... daun yang tidak pernah membenci angin meski harus terenggutkan dari tangkai pohonnya.



***

Judul: Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin.

Penulis: Tere Liye

Penerbit: PT Sabak Grip Nusantara

Cover oleh: Orkha Creative

Jumlah Halaman: 264 hlm

Ukuran: 20 cm






***

Kisah ini tentang dua kakak-adik pengamen yang miskin dan nestapa. Namanya adalah Tania dan Dede. Awal mula, mereka adalah pengamen dan tinggal di rumah kardus reyot bersama Ibu. Tetapi siapa sangka, suatu hari, Tania tertusuk paku payung. Dan saat itulah dia datang. Seseorang, yang jaraaang sekali Tania sebutkan namanya. 

Dia merawat Tania dengan baik. Menolong keluarga mereka yang miskin. Membeli rumah baru. Jauh lebih bagus dari sebelumnya, rumah kardus. Ibu juga senang dengan kedatangan dia. Oh ya, siapa namanya? Danar Danar. Double Danar. Seorang pemuda yang wajahnya bak bercahaya. Yang matanya selalu riang menatap anak-anak. Pemuda yang tak tahu siapa orangtuanya.

Pemuda yang, kelak akan membuat Tania marah. Kelak membuat Tania membenci semuanya. 

Setiap minggu atau bulan, Tania dan Dede diajak ke toko buku besar oleh dia. Dia sering sekali memuji Tania. Lebih sering daripada memuji Dede. Tania yang saat itu sembilan tahun hanya tersipu saja.

Suatu saat, Ibu mereka meninggal. Tania dan Dede bersedih, untungnya ada Danar di sana yang menjaga mereka.

Lambat laun akhirnya saat Tania dua belas tahun, mekarlah perasaan itu. Tania mulai merasakannya. Tidak tahu mengapa tumbuh di saat seperti itu pada Danar yang usianya sudah dua puluhan.

Tania tumbuh menjadi gadis cantik yang banyak disukai, tak kecuali oleh Adi, temannya di Singapura. Tania sekolah SMA di Singapura. Saat ia ulang tahun ke tujuh belas, dia dan Dede datang ke Singapura dan saat itulah perasaan Tania tambah tumbuh tak terkira. Tania mendapatkan liontin istimewa dari dia. Bertuliskan T.

Suatu saat, Dede menghubungi Tania bahwa dia sebentar lagi akan menikah dengan Kak Ratna, teman dia. Cemburulah Tania. Ia tak mau pulang ke Indonesia untuk merayakan. Dibujuk oleh Kak Ratna yang sudah lama mereka kenal. Tak mempan. Pernikahan berjalan sempurna, bukannya tidak sempurna seperti yang diharapkan Tania. Tania ingin kesempatan itu masih ada.

Anne, teman sekamar Tania, bilang bahwa itu berhak dilakukan oleh dia. Bagaimana mungkin, dia yang usianya tiga puluh mau dengan Tania yang dua puluh? Tania marah pada Anne. Tania bilang bahwa Tania berhak mengatakan ke Danar tentang perasaannya. Anne melarang. Soalnya Danar sudah menikah. 

Tiba-tiba, saat Dede sudah SMA, Tania sudah bekerja, Dede menghubungi bahwa Tante Ratna menangis ketika Dede berkunjung. Oom Danar tak ada. Tania berusaha membujuk Dede cari tahu. Sebenarnya Dede sudah tahu semuanya. Tanpa harus mencari tahu. Dialah saksi atas semua cerita ini.

Sebulan kemudian, Tania memutuskan untuk pulang karena e-mail dari Kak Ratna yang menjelaskan bahwa Danar mendingin. Pulang larut malam, tak sempat bertemu Ratna, langsung pergi lagi.

Tania bertanya pada Dede sampai mana dia tahu, tapi ternyata Dede tahu semuanya. Dede dipaksa bercerita panjang lebar tentang dia. Karena cerita Dede-lah membuat Tania pergi menuju tanah bekas rumah kardusnya.

Di sanalah cerita berakhir. Di tanah bekas rumah kardus mereka yang depannya ada pohon linden. Daun berbentuk hati. Dengan akhir kalimat dari Tania, "Katakanlah, apakah kau mencintaiku?"

Apakah Danar benar menyukai Tania? Apakah Danar tidak suka menikah dengan Kak Ratna? Apakah Danar yang selama ini riang, menjadi sosok yang misterius? Bacalah di buku ini. Membuat menangis di akhir cerita. Dengan akhir menggantung. Semoga kalian puas membacanya. Semoga itu menjadi petunjuk bahwa tak ada yang mustahil di dunia, bahkan tentang cinta pada orang yang jauh lebih tua darimu.
    











Komentar